Saat menerima rangsangan seksual, perempuan akan merasakan basah di organ intimnya. Cairan yang membasahi vagina inilah yang disebut lubrikasi. Lubrikasi vaginal adalah cairan yang secara alami diproduksi dan mengurangi gaya gesek selama hubungan seksual. Cairan lubrikasi mengandung air, piridina, skualena, urea, asam asetat, asam laktat, kompleks alkohol dan diol, keton, dan alkanal dengan PH normal adalah antara 3,8 dan 4,5. Jumlah dan ketersediaan cairan lubrikasi tergantung pada kadar hormon seperti estrogen dan progesteron.
Bagaimana proses keluarnya cairan lubrikasi pada vagina?
Pada tahap awal rangsangan Glands (skenes kelenjar) di sisi vulva akan berubah berwarna, licin dan keluar pelumas cair sebagai akibat dari vasocongestin dinding vagina. Cairan lembab merembes dari dinding vagina sebagai akibat meningkatnya darah (pembengkakan pembuluh darah) yang terdorong ke arah kelenjar Bartholin yang terletak sedikit di bawah introitus (pembukaan vagina), sehingga terjadi sekresi yang menyebabkan rembesan cairan tersebut keluar. Proses ini disebut transudation.
Tetesan kecil dari cairan lembab terbentuk di dalam vagina sebagai akibat dari rembesan ini. Tetes-tetes cairan ini terkumpul bersama-sama dan mengalir keluar dari vagina, menyebabkan vulva menjadi lembab. Banyaknya, ketebalan, dan aroma pelumas vagina wanita bervariasi di antara wanita satu dengan yang lainnya, dan dengan wanita yang sama tergantung pada banyak faktor, termasuk kondisi menstruasinya, dan apa yang telah dia makan. Jik cairan yang keluar sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali maka keadaan inilah yang disebut Vaginal dryness atau kekeringan pada vagina.
Cairan Lubrikasi berperan penting dalam hubungan suami istri. Penyebab sakit saat hubungan intim, nyeri atau perih serta sulit orgasme salah satu penyebabnya adalah kurangnya pelumasan pada vagina. Lubrikasi juga tidak terjadi secara mulus jika ada gangguan secara psikis. Sebagai contoh, rasa gelisah, tertekan, bahkan stres dapat membuat libido menurun, sehingga pada saat melakukan hubungan seksual.
Pelumas, atau cairan lubrikan alamiah berasal dari cairan lubrikasi yang keluar pada saat vagina seorang wanita telah terangsang. Idealnya setiap wanita mengeluarkan lubrikan alami ini tiap dirinya terangsang. Wanita butuh lubrikan yang mampu mengurangi nyeri selama bercinta sekaligus meningkatkan kepuasan. Lubrikasi juga terjadi pada pria, yaitu cairan bening bukan sperma yang keluar dari penis ketika sedang terangsang. Namun, dalam kondisi tertentu, cairan lubrikasi ini bisa tidak keluar saat bercinta. Wanita bisa mengalami kekeringan vagina karena berbagai alasan, mulai dari menyusui, menstruasi, menopause, hingga kurangnya hormon estrogen akibat merokok.
Jika lubrikan alami tak keluar, tak ada salahnya menggunakan lubrikan buatan. Kini banyak ditawarkan pelumas buatan di berbagai apotek maupun supermarket. Dianjurkan menggunakan cairan lubrikan berbahan dasar air yang akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi pada vagina. Penggunaan cairan lubrikan maupun minyak pelumas sebaiknya tidak berlebihan. Secukupnya saja, dan lebih baik kalau cairan lubrikan ini hanya dioleskan tipis-tipis saja sebelum melakukan penetrasi